Gerakan Literasi Sekolah yang dilaksanakan di tingkat SMP dibagi menjadi tiga tahap, yakni : pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Setiap tahap pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah memiliki tujuan yang berbeda-beda seperti berikut:
Tahap Pembiasaan
Kegiatan literasi di tahap pembiasaan, yakni membaca dalam hati. Secara umum kegiatan ini memiliki tujuan, antara lain:
1) Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran;
2) Meningkatkan kemampuan memahami bacaan;
3) Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik;
4) Menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
Tujuan membaca dalam tahap ini lebih mengarah kedalam penumbuhan minat baca siswa melalui kegiatan membaca 15 menit. Dalam tahap pembiasaan, indikator yang harus dicapai siswa yaitu:
1) Melakukan kegiatan 15 menit membaca yang dilakukan setiap hari.
2) Kegiatan 15 menit membaca telah dilakukan selama minimal 1 semester.
3) Peserta didik memiliki jurnal membaca harian.
4) Guru, Kepala Sekolah, tenaga pendidik menjadi model dalam kegiatan membaca 15 menit dengan ikut membaca selama kegiatan berlangsung.
5) Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran.
6) Ada poster-poster kampanye membaca di kelas, koridor, dan/area lain di sekolah.
7) Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas.
8) Lingkungan yang bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah.
9) Sekolah berupaya melibatkan publik (orangtua, alumni, dan elemen masyarakat) untuk mengembangkan kegiatan literasi sekolah.
10) Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen melaksanakan dan mendukung gerakan literasi sekolah.
Untuk memenuhi indikator tersebut, maka dalam tahap pembiasaan harus memiliki prinsip yang wajib untuk dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Prinsip- prinsip kegiatan membaca dalam tahap pembiasaan dipaparkan sebagai berikut:
1) Guru menetapkan waktu 15 menit membaca setiap hari. Sekolah dapat memilih atau menjadwalkan waktu yang sesuai untuk melaksanakan kegiatan tersebut, baik di awal, tengah atau akhir pelajaran, tergantung pada jadwal dan kondisi sekolah.
2) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
3) Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
4) Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan kesenangannya.
5) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas- tugas yang bersifat tagihan/penilaian.
6) Kegiatan membaca/membacakan buku ditahap ini dapat diikuti oleh diskusi informasi tentang buku yang dibaca/dibacakan.
7) Kegiatan ini dilakukan dalam keadaan santai, tenang dan menyenangkan.
8) Dalam kegiatan membaca selama 15 menit, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku.
Kegiatan-kegiatan membaca dalam tahap pembiasaan dibagi ke dalam beberapa jenis, diantaranya:
· Membaca 15 menit setiap hari melalui kegiatan:
1) Guru membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya
2) Peserta didik membaca mandiri.
Tujuan kegiatan ini adalah:
1) Memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa membaca
2) Menunjukkan bahwa membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan
3) Memperkaya kosakata (dalam bahasa tulisan)
4) Menjadi sarana berkomunikasi antara peserta didik dan guru
5) Mengajarkan strategi membaca
6) Guru sebagai teladan membaca (reading role model).
· Membaca buku dengan memanfaatkan peran perpustakaan Tujuannya adalah untuk:
1) Memperkenalkan proses membaca
2) Mengembangkan kemampuan membaca secara efektif
3) Meningkatkan kemampuan pemahaman bahan bacaan yang efektif.
Langkah-langkah membaca buku dengan memanfaatkan peran perpustakan dapat dilakukan dengan cara berikut:
1) Sebelum membaca : (1) berdasarkan informasi perpustakaan yang dijelaskan oleh pustakawan, peserta didik memilih buku yang tepat esuai dengan tugas yang diberikan guru mata pelajaran.(2) melakukan pra-baca dan baca ulang dengan tujuan mengetahui jalannya cerita.
2) Saat membaca : (1) mengingat pokok pikiran yang dituliskan dibuku,
(2) membuat jembatan keledai untuk membantu mengingat isi buku.
3) Setelah membaca (1) membuat pokok pikiran dengan kalimat lengkap,
(2) membuat peta cerita atau bingkai cerita, (3) membuat ringkasan lengkap atau synopsis buku.
· Membaca terpadu
Tujuan membaca terpadu adalah untuk meningkatkan pemahaman pesera didik terhadap bacaan, mampu menganalisis bacaan, memberi tanggapan dan mampu membaca mandiri.
· Membaca mandiri
Tujuannya adalah untuk mengasah kemandirian peserta didik dalam membaca, mengevaluasi kefasihan peserta didik memahami bacaan dan membangun tanggung jawab peserta didik.
Kegiatan literasi di tahap pembiasaan, yakni membaca dalam hati. Secara umum kegiatan ini memiliki tujuan, antara lain:
1) Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran;
2) Meningkatkan kemampuan memahami bacaan;
3) Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik;
4) Menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
Tujuan membaca dalam tahap ini lebih mengarah kedalam penumbuhan minat baca siswa melalui kegiatan membaca 15 menit. Dalam tahap pembiasaan, indikator yang harus dicapai siswa yaitu:
1) Melakukan kegiatan 15 menit membaca yang dilakukan setiap hari.
2) Kegiatan 15 menit membaca telah dilakukan selama minimal 1 semester.
3) Peserta didik memiliki jurnal membaca harian.
4) Guru, Kepala Sekolah, tenaga pendidik menjadi model dalam kegiatan membaca 15 menit dengan ikut membaca selama kegiatan berlangsung.
5) Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran.
6) Ada poster-poster kampanye membaca di kelas, koridor, dan/area lain di sekolah.
7) Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas.
8) Lingkungan yang bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah.
9) Sekolah berupaya melibatkan publik (orangtua, alumni, dan elemen masyarakat) untuk mengembangkan kegiatan literasi sekolah.
10) Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen melaksanakan dan mendukung gerakan literasi sekolah.
Untuk memenuhi indikator tersebut, maka dalam tahap pembiasaan harus memiliki prinsip yang wajib untuk dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Prinsip- prinsip kegiatan membaca dalam tahap pembiasaan dipaparkan sebagai berikut:
1) Guru menetapkan waktu 15 menit membaca setiap hari. Sekolah dapat memilih atau menjadwalkan waktu yang sesuai untuk melaksanakan kegiatan tersebut, baik di awal, tengah atau akhir pelajaran, tergantung pada jadwal dan kondisi sekolah.
2) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
3) Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
4) Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan kesenangannya.
5) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas- tugas yang bersifat tagihan/penilaian.
6) Kegiatan membaca/membacakan buku ditahap ini dapat diikuti oleh diskusi informasi tentang buku yang dibaca/dibacakan.
7) Kegiatan ini dilakukan dalam keadaan santai, tenang dan menyenangkan.
8) Dalam kegiatan membaca selama 15 menit, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku.
Kegiatan-kegiatan membaca dalam tahap pembiasaan dibagi ke dalam beberapa jenis, diantaranya:
· Membaca 15 menit setiap hari melalui kegiatan:
1) Guru membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya
2) Peserta didik membaca mandiri.
Tujuan kegiatan ini adalah:
1) Memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa membaca
2) Menunjukkan bahwa membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan
3) Memperkaya kosakata (dalam bahasa tulisan)
4) Menjadi sarana berkomunikasi antara peserta didik dan guru
5) Mengajarkan strategi membaca
6) Guru sebagai teladan membaca (reading role model).
· Membaca buku dengan memanfaatkan peran perpustakaan Tujuannya adalah untuk:
1) Memperkenalkan proses membaca
2) Mengembangkan kemampuan membaca secara efektif
3) Meningkatkan kemampuan pemahaman bahan bacaan yang efektif.
Langkah-langkah membaca buku dengan memanfaatkan peran perpustakan dapat dilakukan dengan cara berikut:
1) Sebelum membaca : (1) berdasarkan informasi perpustakaan yang dijelaskan oleh pustakawan, peserta didik memilih buku yang tepat esuai dengan tugas yang diberikan guru mata pelajaran.(2) melakukan pra-baca dan baca ulang dengan tujuan mengetahui jalannya cerita.
2) Saat membaca : (1) mengingat pokok pikiran yang dituliskan dibuku,
(2) membuat jembatan keledai untuk membantu mengingat isi buku.
3) Setelah membaca (1) membuat pokok pikiran dengan kalimat lengkap,
(2) membuat peta cerita atau bingkai cerita, (3) membuat ringkasan lengkap atau synopsis buku.
· Membaca terpadu
Tujuan membaca terpadu adalah untuk meningkatkan pemahaman pesera didik terhadap bacaan, mampu menganalisis bacaan, memberi tanggapan dan mampu membaca mandiri.
· Membaca mandiri
Tujuannya adalah untuk mengasah kemandirian peserta didik dalam membaca, mengevaluasi kefasihan peserta didik memahami bacaan dan membangun tanggung jawab peserta didik.
Tahap Pengembangan
Dalam tahap pengembangan, peserta didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan, namun tidak dinilai secara akademik. Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari kegiatan di tahap pembiasaan.
Tahap pengembangan memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara lisan dan tulisan;
2) Membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang buku yang dibaca;
3) Mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif;
4) Mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku yang dibaca dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Selain memiliki tujuan, dalam tahap pengembangan tidak jauh berbeda dengan tahap pembiasaan maka tahap pengembangan juga memiliki prinsip seperti berikut:
1) Buku yang dibaca/dibacakan merupakan buku nonpelajaran dan merupakan buku yang diminati siswa.
2) Kegiatan membaca/membacakan buku dapat diikuti oleh tugas-tugas presentasi singkat, menulis sederhana, presentasi sederhana, kriya atau seni peran untuk menanggapi bacaan, yang disesuaikan dengan jenjang kemampuan peserta didik.
3) Tugas-tugas yang disebutkan diatas tidak nilai secara akademik.
4) Kegiatan membaca berlangsung dalam situasi menyenangkan.
5) Terbentuknya tim liiterasi sekolah (TLS). Dibentuknya TLS untuk menunjang keterlaksanaan berbagai kegiatan tindak lanjut GLS.
Dalam tahap pengembangan, kegiatan tindak lanjut dapat dilakukan secara berkala. Berkala yang dimaksudkan dalam hal ini adalah dapat dilakukan dalam jangka waktu misalnya 1-2 minggu sekali, jadi hal ini tidak dilakukan setiap hari. Berikut merupakan beberapa contoh kegiatan tindak lanjut dalam tahap pengembangan:
1) Menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca harian.
2) Bedah buku, yaitu kegiatan mengungkapkan kembali isi buku secara ringkas dengan memberikan saran terkait kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
3) Reading award, yaitu member penghargaan ketika siswa dapat menyelesaikan tugas membaca dan menyelesaikan tugasnya. Tujuannya untuk memberikan motivasi kepada siswa agar dapat menambah lagi buku- buku yang dibaca.
4) Mengembangkan iklim literasi sekolah, yaitu dengan cara mengembangkan lingkungan social dan efektif, misalnya dengan mengadakan seminar tentang literasi.
Dalam tahap pengembangan, indikator yang harus dicapai adalah sebagai berikut:
1) Ada kegiatan 15 menit membaca: (1) membaca dalam hati dan/atau (2) membacakan nyaring, yang dilakukan setiap hari.
2) Ada berbagai kegiatan tindak lanjut dalam bentuk menghasilkan tanggapan secara lisan maupun tulisan.
3) Peserta didik memiliki portofolio yang berisi kumpulan jurnal tanggapan membaca.
4) Guru menjadi model dalam kegiatan 15 menit membaca dan ikut membaca selama kegiatan berlangsung
5) Tagihan lisan dan tulisan digunakan sebagai penilaian nonakademik
6) Jurnal tanggapan membaca peserta didik dipajang di kelas/koridor sekolah
7) Perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan literasi.
8) Ada penghargaan terhadap pencapaian peserta didik dalam kegiatan literasi secara berkala.
9) Ada poster-poster kampanye membaca.
10) Ada kegiatan akademik yang mendukung budaya literasi sekolah, misalnya: wisata ke perpustakaan atau kunjungan perpustakaan keliling ke sekolah
11) Ada kegiatan perayaan hari-hari tertentu bertemakan literasi.
12) Ada Tim Literasi Sekolah yang dibentuk oleh Kepala Sekolah dan terdiri atas guru bahasa, guru mata pelajaran lain, dan tenaga kependidikan.
Tahap Pembelajaran
Kegiatan literasi sekolah dalam tahap pembelajaran bertujuan untuk:
1) Mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengkaitkannya dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
3) Mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif dalam bentuk verbal, tulisan, visual dan digital melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.
Berdasarkan tujuan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tujuan dalam tahap pembelajaran dalam berliterasi adalah untuk menumbuhkembangkan cara berpikir siswa agar menjadi lebih kreatif melalui buku bacaan dan buku pelajaran.
Beberapa prinsip yang perlu dalam tahap pembelajaran, antara lain:
1) Buku yang menjadi bahan bacaan dapat berupa buku pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimedia, dan juga dapat membaca buku yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu;
2) Ada tagihan yang bersifat akademik, namun apabila terkait dengan mata pelajaran.
Prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan berikut merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan berliterasi dalam tahap pembelajaran dan diharapkan agar prinsip tersebut dapat diikuti oleh pelaksana gerakan literasi sekolah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam melaksanakan prinsip dan untuk mencapai tujuan maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1) 15 menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non=akademik atau akademik.
2) Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik
3) Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran
4) Menggunakan lingkungan fisik, social dan afektif, dan akademik disertai beragam bacaan yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
5) Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pembelajaran, dapat dinilai secara akademik. Untuk menentukan ketercapaian kegitan literasi dalam tahap pembelajaran maka dibuat indikator. Indikator-indikator yang digunakan adalah antara lain:
1) Kegiatan membaca 15 menit sudah membudaya dan menjadi kebutuhan semua warga sekolah.
2) Kegiatan 15 menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik atau akademik.
3) Ada pengembangan berbagai strategi membaca.
4) Kegiatan membaca buku non pelajaran yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh murid dan guru, perbedaannya ada tagihan akademik untuk peserta didik.
5) Ada kegiatan tindak lanjut dalam bentuk menghasilkan tanggapan secra lisan maupun tulisan.(tagihan akademik)
6) Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran, misalnya dengan menggunakan graphic organizers.
7) Tagihan lisan dan tulisan digunakan sebagai penilaian akademik.
8) Peserta didik menggunakan lingkungan fisik, social, afektif, dan akademik disertai beragam bacaan yang kaya literasi diluar buku mata pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
9) Jurnal tanggapan peserta didik dari hasil membaca buku bacaan dan buku pelajaran yang dinilai secara akademik dipajang di kelas dan/atau koridor sekolah.
10) Ada penghargaan terhadap pencapaian peserta didik dalam kegiatan berliterasi, yang dilihat dari tagihan akademik.
11) Ada poster-poster kampanye membaca untuk memperluas pemahaman dan tekat warga sekolah untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
12) Ada unjuk karya, yaitu hasil dari kemampuan peserta didik dalam berliterasi yang akan ditampilkan dalam perayaan hari-hari tertentu yang bertemakan literasi.
13) Perpustakaan sekolah menyediakan beragam buku bacaan.
14) Tim literasi sekolah bertugas melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen program literasi sekolah.
15) Sekolah berjejaring dengan pihak eksternal untuk pengembangan program literasi sekolah dan pengembangan professional warga sekolah tentang literasi.
Dalam tahap pengembangan, peserta didik didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan, namun tidak dinilai secara akademik. Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari kegiatan di tahap pembiasaan.
Tahap pengembangan memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara lisan dan tulisan;
2) Membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang buku yang dibaca;
3) Mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif;
4) Mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku yang dibaca dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Selain memiliki tujuan, dalam tahap pengembangan tidak jauh berbeda dengan tahap pembiasaan maka tahap pengembangan juga memiliki prinsip seperti berikut:
1) Buku yang dibaca/dibacakan merupakan buku nonpelajaran dan merupakan buku yang diminati siswa.
2) Kegiatan membaca/membacakan buku dapat diikuti oleh tugas-tugas presentasi singkat, menulis sederhana, presentasi sederhana, kriya atau seni peran untuk menanggapi bacaan, yang disesuaikan dengan jenjang kemampuan peserta didik.
3) Tugas-tugas yang disebutkan diatas tidak nilai secara akademik.
4) Kegiatan membaca berlangsung dalam situasi menyenangkan.
5) Terbentuknya tim liiterasi sekolah (TLS). Dibentuknya TLS untuk menunjang keterlaksanaan berbagai kegiatan tindak lanjut GLS.
Dalam tahap pengembangan, kegiatan tindak lanjut dapat dilakukan secara berkala. Berkala yang dimaksudkan dalam hal ini adalah dapat dilakukan dalam jangka waktu misalnya 1-2 minggu sekali, jadi hal ini tidak dilakukan setiap hari. Berikut merupakan beberapa contoh kegiatan tindak lanjut dalam tahap pengembangan:
1) Menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca harian.
2) Bedah buku, yaitu kegiatan mengungkapkan kembali isi buku secara ringkas dengan memberikan saran terkait kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
3) Reading award, yaitu member penghargaan ketika siswa dapat menyelesaikan tugas membaca dan menyelesaikan tugasnya. Tujuannya untuk memberikan motivasi kepada siswa agar dapat menambah lagi buku- buku yang dibaca.
4) Mengembangkan iklim literasi sekolah, yaitu dengan cara mengembangkan lingkungan social dan efektif, misalnya dengan mengadakan seminar tentang literasi.
Dalam tahap pengembangan, indikator yang harus dicapai adalah sebagai berikut:
1) Ada kegiatan 15 menit membaca: (1) membaca dalam hati dan/atau (2) membacakan nyaring, yang dilakukan setiap hari.
2) Ada berbagai kegiatan tindak lanjut dalam bentuk menghasilkan tanggapan secara lisan maupun tulisan.
3) Peserta didik memiliki portofolio yang berisi kumpulan jurnal tanggapan membaca.
4) Guru menjadi model dalam kegiatan 15 menit membaca dan ikut membaca selama kegiatan berlangsung
5) Tagihan lisan dan tulisan digunakan sebagai penilaian nonakademik
6) Jurnal tanggapan membaca peserta didik dipajang di kelas/koridor sekolah
7) Perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan literasi.
8) Ada penghargaan terhadap pencapaian peserta didik dalam kegiatan literasi secara berkala.
9) Ada poster-poster kampanye membaca.
10) Ada kegiatan akademik yang mendukung budaya literasi sekolah, misalnya: wisata ke perpustakaan atau kunjungan perpustakaan keliling ke sekolah
11) Ada kegiatan perayaan hari-hari tertentu bertemakan literasi.
12) Ada Tim Literasi Sekolah yang dibentuk oleh Kepala Sekolah dan terdiri atas guru bahasa, guru mata pelajaran lain, dan tenaga kependidikan.
Tahap Pembelajaran
Kegiatan literasi sekolah dalam tahap pembelajaran bertujuan untuk:
1) Mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengkaitkannya dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
3) Mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif dalam bentuk verbal, tulisan, visual dan digital melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.
Berdasarkan tujuan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tujuan dalam tahap pembelajaran dalam berliterasi adalah untuk menumbuhkembangkan cara berpikir siswa agar menjadi lebih kreatif melalui buku bacaan dan buku pelajaran.
Beberapa prinsip yang perlu dalam tahap pembelajaran, antara lain:
1) Buku yang menjadi bahan bacaan dapat berupa buku pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimedia, dan juga dapat membaca buku yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu;
2) Ada tagihan yang bersifat akademik, namun apabila terkait dengan mata pelajaran.
Prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan berikut merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan berliterasi dalam tahap pembelajaran dan diharapkan agar prinsip tersebut dapat diikuti oleh pelaksana gerakan literasi sekolah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam melaksanakan prinsip dan untuk mencapai tujuan maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1) 15 menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non=akademik atau akademik.
2) Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik
3) Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran
4) Menggunakan lingkungan fisik, social dan afektif, dan akademik disertai beragam bacaan yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
5) Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pembelajaran, dapat dinilai secara akademik. Untuk menentukan ketercapaian kegitan literasi dalam tahap pembelajaran maka dibuat indikator. Indikator-indikator yang digunakan adalah antara lain:
1) Kegiatan membaca 15 menit sudah membudaya dan menjadi kebutuhan semua warga sekolah.
2) Kegiatan 15 menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik atau akademik.
3) Ada pengembangan berbagai strategi membaca.
4) Kegiatan membaca buku non pelajaran yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh murid dan guru, perbedaannya ada tagihan akademik untuk peserta didik.
5) Ada kegiatan tindak lanjut dalam bentuk menghasilkan tanggapan secra lisan maupun tulisan.(tagihan akademik)
6) Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran, misalnya dengan menggunakan graphic organizers.
7) Tagihan lisan dan tulisan digunakan sebagai penilaian akademik.
8) Peserta didik menggunakan lingkungan fisik, social, afektif, dan akademik disertai beragam bacaan yang kaya literasi diluar buku mata pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
9) Jurnal tanggapan peserta didik dari hasil membaca buku bacaan dan buku pelajaran yang dinilai secara akademik dipajang di kelas dan/atau koridor sekolah.
10) Ada penghargaan terhadap pencapaian peserta didik dalam kegiatan berliterasi, yang dilihat dari tagihan akademik.
11) Ada poster-poster kampanye membaca untuk memperluas pemahaman dan tekat warga sekolah untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
12) Ada unjuk karya, yaitu hasil dari kemampuan peserta didik dalam berliterasi yang akan ditampilkan dalam perayaan hari-hari tertentu yang bertemakan literasi.
13) Perpustakaan sekolah menyediakan beragam buku bacaan.
14) Tim literasi sekolah bertugas melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen program literasi sekolah.
15) Sekolah berjejaring dengan pihak eksternal untuk pengembangan program literasi sekolah dan pengembangan professional warga sekolah tentang literasi.
No comments:
Post a Comment